Indonesia Dikepung Bencana…

Sesungguhnya Alloh menguji hamba-hambaNya dengan kesenangan dan kesusahan untuk mengetahui sejauh mana syukur dan sabar yang kita miliki. Siapa yang bersabar ketika mendapat bencana, senang ketika mendapat nikmat dan ketika musibah terjadi merendahkan diri kepada Alloh, mengadukan dosa-dosa dan kelalaiannya lalu memohon rahmat dan ampunNya maka dialah orang yang benar-benar beruntung.Alloh berfirman, “Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan” (QS al Anbiya:35). Yang dimaksud dengan fitnah dalam ayat di atas adalah ujian sehingga diketahui siapakah yang jujur dan siapakah pendusta, siapa yang sabar dan siapa yang syukur. Yang dimaksud dengan kebaikan dalam hal ini adalah berbagai bentuk nikmat semisal tanah yang subur, kesehatan, menang menghadapi musuh dll. Sedangkan pengertian keburukan adalah berbagai musibah semisal penyakit, dikuasai musuh, gempa bumi, banjir, angin putting beliung, tanah longsor dll. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS ar Rum:41). Maksudnya segala takdir yang Alloh tetapkan baik berupa nikmat ataupun musibah serta berbagai kerusakan yang nampak adalah dimaksudkan supaya manusia mau kembali kepada pangkuan kebenaran dan segera bertaubat dari hal-hal yang Alloh haramkan serta segera melakukan ketaatan kepada Alloh dan RasulNya. Sesungguhnya kekafiran dan kemaksiatan adalah sebab segala bencana dan malapetaka di dunia dan akherat. Sebaliknya tauhid, iman, ketaatan kepada Alloh dan RasulNya, komitmen dengan syariat, mendakwahkan agama dan mengingkari orang-orang yang menyelisihi agama adalah sebab segala kebaikan di dunia dan akherat. Tegar di atas itu semua dan tolong menolong untuk melaksanakannya adalah kemulian di dunia dan akherat. Dalam banyak ayat, Alloh menjelaskan bahwa sebab terjadinya berbagai adzab untuk umat terdahulu adalah kekafiran dan kemaksiatan “Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya” (QS al Ankabut:40). “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS asy Syura:30). Alloh perintahkan kita untuk bertaubat dan merendahkan diri kepadaNya ketika berbagai musibah terjadi. “Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan” (QS al An’am:43). Dalam ayat ini Alloh memotivasi para hambaNya agar merendahkan diri kepada Alloh serta memohon bantuanNya ketika berbagai musibah terjadi semisal banjir, tanah longsor, angin puting beliung, berbagai kecelakaan dll. Kemudian Alloh jelaskan bahwa kerasnya hati dan tipuan setan sehingga amal jelek dianggap baiklah yang menghalangi mereka untuk bertaubat, merendahkan diri dan bertaubat kepadaNya. Oleh karena itu, ketika terjadi gempa bumi di masa Umar bin Abdul Aziz, beliau mengirimkan surat kepada para gubernur bawahannya berisi perintah supaya kaum muslimin bertaubat, merendahkan diri kepada Alloh dan bertaubat dari berbagai dosa. Berbagai musibah yang mengepung tanah air kita beberapa akhir ini dan datang silih berganti, tidaklah diragukan lagi merupakan buah dari kekafiran dan kemaksiatan, tidak mau mentaati aturanNya, perhatian dengan dunia dan kesenangannya, berpaling dari akherat dan tidak mau menyiapkan bekal untuk akherat melainkan orang-orang yang Dia sayangi. Berbagai musibah ini mengharuskan kita untuk segera bertaubat kapadaNya dari semua yang Dia haramkan, bersegera untuk mentaatiNya, menerapkan aturanNya, saling menolong untuk berbuat baik dan bertakwa dan mendakwahkan kebenaran. Jika ini semua dilaksanakan maka Alloh akan mencurahkan berbagai nikmatNya kepada kita. Dalam berbagai ayat Alloh menegaskan bahwa kasih sayangNya dan berbagai nikmatNya yang lain hanya akan didapatkan dengan sempurna dilanjutkan dengan kenikmatan di akherat untuk orang-orang yang bertakwa, beriman, mentaati rasulNya, konsisten di atas syariat dan bertaubat dari berbagai dosa. Sedangkan orang-orang yang tidak mau taat, sombong untuk menunaikan hak Alloh dan bertahan untuk tetap dalam kekafiran dan kemaksiatan maka Alloh ancam dengan berbagai hukuman di dunia dan akherat bahkan ada hukuman yang disegerakan di dunia sebagai peringatan dan pelajaran bagi yang lain “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS al An’am:44-45). Marilah semua dari kita merenungkan amal yang telah kita lakukan, lalu segera bertaubat, secepat mungkin melakukan ketaatan dan meninggalkan maksiat serta hendaknya kita mengambil pelajaran dari berbagai bencana yang terjadi disebabkan dosa dan maksiat. (Diolah dari Majmu Fatawa Ibnu Baz 2/127-133). Link Sumber : SalafiyUnpad.Wordpress
Read More..

Perubahan Jadwal Ta'lim (Selama Ramadhan)

Berikut ini perubahan tempat kajian majelis ta’lim ahlussunnah waljamaah di sekitar kota bogor selama bulan Ramadhan :

Materi :
1. Kitab Bulughul Marom
2. Kitab Shiyam
3. AlQowaidul Arba'
4. dll
Waktu : Setiap Ahad, Pukul 08.30 s.d 11.30 WIB
Lokasi : Masjid Ibrahiim Khalil, Jalan Lolongok, Empang, Kota Bogor
Pengajar : Ustad Fauzan, Ustad Mursalin, Ustad Abdulloh Bogory, dll
Peserta : Umum/Laki/Ikhwan/Perempuan/Akhwat
Read More..

Sebab2 Penghapus Dosa

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu mengatakan:
“Dosa-dosa itu akan mengurangi keimanan. Jika seorang hamba bertaubat, Allah akan mencintainya. Derajatnya akan diangkat disebabkan taubatnya”.

Sebagian salaf mengatakan: ‘Dahulu setelah Nabi Dawud ‘alaihissalam bertaubat, keadaannya lebih baik dibandingkan sebelum terjatuh dalam kesalahan. Barangsiapa yang ditakdirkan untuk bertaubat maka dirinya seperti yang dikatakan Sa’id ibnu Jubair radhiyallahu ‘anhu, “Sesungguhnya seorang hamba yang melakukan amalan kebaikan, bisa jadi dengan sebab amalan kebaikannya itu akan memasukkannya ke dalam neraka. Bisa jadi pula seorang hamba melakukan amalan kejelekan akan tetapi membawa dirinya masuk ke dalam surga. Hal itu karena ia membanggakan amalan kebaikannya. Sebaliknya, hamba yang terjatuh ke dalam kejelekan membawa dirinya untuk meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni kesalahan-kesalahannya.”

Telah disebutkan dalam hadits yang shahih bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِمِ
“Amal-amal (seorang hamba) tergantung amalan-amalan yang dikerjakan pada akhir kehidupannya.”

Sesungguhnya kesalahan/dosa seorang mukmin akan dihapuskan dengan sepuluh sebab, sebagai berikut:
1. Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya. Karena seseorang yang bertaubat dari sebuah dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.
2. Meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuninya.
3. Mengerjakan amalan-amalan kebaikan, karena amalan-amalan kebaikan akan menghapuskan amalan-amalan kejelekan.
4. Mendapatkan doa dari saudara-saudaranya yang beriman. Mereka memberikan syafaat kepadanya ketika masih hidup dan sesudah meninggal.
5. Mendapatkan hadiah pahala dari amalan-amalan saudara-saudaranya yang beriman agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepadanya dari hadiah tersebut.
6. Mendapatkan syafaat dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7. Mendapatkan musibah-musibah di dunia ini yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
8. Mendapatkan ujian-ujian di alam barzakh yang akan menghapus dosa-dosanya.
9. Mendapatkan ujian-ujian di padang Mahsyar pada hari kiamat yang akan menghapuskan dosa-dosanya.
10. Mendapatkan rahmat dari Arhamur Rahimin, Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Barangsiapa yang tidak memiliki salah satu sebab dari sebab-sebab yang bisa menghapuskan dosa-dosa ini, janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain daripada itu maka janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri.”

(Diambil dari Risalah Tuhfatul ‘Iraqiyah fi A’malil Qalbiyyah hal. 32-33, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu)

Link Sumber : Ahlussunnah Jakarta
Read More..

Al-Kabair (Dosa2 Besar)

Disalin dari buku Dosa-dosa Besar oleh Imam Adz-Dzahabi. Penerbit : Pustaka Arafah
1. Syirik
2. Membunuh
3. Sihir
4. Meninggalkan Shalat
5. Tidak membayar zakat
6. Berbuka di Siang Hari pada bulan ramadhan tanpa udzur
7. Meninggalkan Haji Padahal Mampu
8. Mendurhakai Orangtua
9. Memutus Hubungan Kerabat
10. Zina
11. Liwath (Homoseks)
12. Riba
13. Memakan harta anak yatim dan menzhaliminya
14. Berbuat dusta terhadap Allah dan Rasulullah
15. Melarikan diri dari medan perang
16. Pemimpin penipu dan penganiaya rakyat
17. Sombong dan yang sejenisnya
18. Kesaksian palsu
19. Minum minuman keras
20. Berjudi
21. Menuduh wanita mukminah berbuat zina
22. Ghulul terhadap harta ghanimah, baitul mal dan zakat
23. Mencuri
24. Menyamun
25. Sumpah palsu
26. Berbuat aniaya
27. Memungut Cukai
28. Memakan Barang Haram
29. Bunuh diri
30. Banyak berdusta
31. Hakim yang jahat
32. Menerima suap
33. Perempuan yang menyerupai lelaki dan sebaliknya
34. Lelaki yang membiarkan istrinya berbuat serong (dayyuts)
35. Muhallil dan muhallil lahu
36. Tidak menjaga dengan seksama terhadap air seni
37. Riya’
38. Menuntut ilmu untuk dunia dan menyembunyikan ilmu
39. Khianat
40. Mengungkit-ungkit pemberian
41. Mendustakan takdir
42. Menguping rahasia orang lain
43. Namimah (mengadu domba)
44. Banyak melaknat
45. Menipu dan mengingkari janji
46. Membenarkan dukun dan tukang ramal
47. Durhaka kepada suami
48. Menggambar dan melukis
49. Memukul wajah, menjerit-jerit, merobek baju, menggunduli kepala dan bersumpah serapah di kala mengalami musibah
50. Bertindak melampaui batas
51. Bertindak semena-mena terhadap orang yang lemah, budak, istri, dan binatang
52. Menyakiti tetangga
53. Menyakiti orang-orang islam dan mencela mereka
54. Menyakiti hamba Allah dan bertindak lalim terhadap mereka
55. Isbal (menjulurkan kain di bawah mata kaki dengan sombong)
56. Memakai kain sutera dan emas bagi kaum lelaki
57. Budak yang melarikan diri dari tuannya
58. Menyembelih karena selain Allah
59. Menasabkan diri kepada selain bapaknya sediri
60. Berdebat dan bersengketa
61. Menahan kelebihan air dari orang yang memerlukan
62. Mengurangi timbangan dan ukuran
63. Merasa aman dari makar Allah
64. Berputus asa dari rahmat Allah
65. Meninggalkan shalat jamaah lalu mengerjakannya sendirian tanpa udzur
66. Terus-menerus meninggalkan shalat jum’at dan shalat jamaah tanpa halangan
67. Mendatangkan kerugian dalam wasiat
68. Makar dan tipu daya
69. Memata-matai orang islam dan membeberkan rahasia mereka
70. Mencela salah seorang sahabat nabi
Read More..

Perubahan Jadwal Ta’lim Bogor

Berikut ini perubahan jadwal kajian majelis ta’lim ahlussunnah waljamaah di sekitar kota bogor yang terdekat dengan rumah ane :

Materi :
1. Kitab Al Aqidah Al Wasithiyah
(Karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
2. Kitab Ad Daroriy Al Mudhiyah Syarhu Ad Durorul Bahiyah
(Karya Al Imam Muhamad bin ‘Ali Asy Syaukani)
Waktu : Setiap Ahad, Pukul 09.00 s.d 11.00 WIB (Kajian Mingguan)
Lokasi : Masjid Al Muttaqien, Jalan Pandu Raya Perum Indraprasta 2, Kota Bogor.
Pengajar : Al Ustadz Abu Ismail Abdullah Kunto
Peserta : Umum/Laki/Ikhwan/Perempuan/Akhwat
Read More..