Rambu-Rambu Berdakwah Ke Jalan Alloh Ta'ala

Berdakwah ke jalan Allah Ta'ala merupakan jalan hidup dan peran mulia setiap rasul Alaihimussalaam dan segenap pengikutnya, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari kekufuran kepada keimanan, dari kesyirikan kepada tauhid dan dari neraka kepada surga.

Dan ia memiliki rambu-rambu dan asas-asas yang wajib dipenuhi. Kapan salah satu dari rambu-rambu dan asas-asas tersebut tidak terpenuhi maka dakwah tersebut tidak lagi dikatakan dakwah yang benar dan tidak akan menghasilkan buah yang diharapkan, berapapun banyaknya harta yang disumbangkan dan waktu yang dinafkahkan.

Rambu-rambu dan asas-asas tersebut adalah seperti yang dijelaskan di dalam Al Kitab dan As-Sunnah sebagai berikut:

1. Ilmu. Seorang yang berdakwah ke jalan Allah Ta'ala harus memiliki ilmu terhadap apa yang dia dakwahkan. Maka orang jahil tidak layak berdakwah. Allah Ta'ala berfirman,

“Katakanlah, "Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata”. (Qs. Yusuf: 108)

2. Beramal. Seorang da’i wajib mengamalkan ajaran yang dia serukan, agar ia menjadi teladan yang baik dan ucapannya selaras dengan perbuatannya sehingga orang-orang jahat tidak memiliki alasan untuk meninggalkan kebenaran yang ia bawa. Allah Ta'ala berfirman tentang nabi Syu’aib Alaihissalaam bahwa ia berkata kepada kaumnya,

“Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali”. (Qs. Huud: 88)

3. Ikhlas dalam berdakwah. Sehingga dakwah tersebut hanya karena Allah Ta'ala semata bukan karena riya’ atau sum’ah, bukan untuk mencari kedudukan, atau ingin dipandang dan bukan pula karena ingin mencari sedikit dari kesenangan dunia. Karena apabila dakwah disusupi oleh maksud-maksud tersebut, dakwahnya bukan karena Allah Ta'ala melainkan dakwah kepada kepentingan dirinya atau ketamakan yang ia turuti. Dan para nabi dan rasul Alaihimussalaam semuanya berkata kepada kaumnya,

“Dan (dia berkata):"Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah..”. (Qs. Huud: 29)

4. Memulai dakwah dari yang paling penting kemudian yang penting. Yaitu mengawali dakwahnya kepada perbaikan akidah, mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Ta'ala semata dan meninggalkan kesyirikan. Kemudian memerintahkan untuk menjaga shalat menunaikan zakat, mengerjakan yang wajib, meninggalkan yang haram, sebagaimana seperti inilah jalan para nabi dan rasul seluruhnya. Allah Ta'ala berfirman,

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu (peribadahan kepada selainnya)”. (Qs. An-Nahl: 36)

5. Bersabar atas setiap yang ia hadapi di jalan dakwah berupa kesulitan dan gangguan manusia. Allah Ta'ala berfirman tentang nabi-Nya Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam,

“Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan ('azab) olok-olokkan mereka”. (Qs. Al An’am: 10)

6. Akhlak. Seorang dai wajib memiliki akhlak yang baik dan hikmah dalam berdakwah sehingga dakwahnya bisa lebih diterima. Allah Ta'ala berfirman tentang nabi-Nya Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam,

“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik”. (Qs. An-Nahl: 125)

7. Seorang dai harus memiliki semangat dan harapan yang tinggi dan tidak putus asa dalam berdakwah dan menyampaikan hidayah kepada kaumnya walau ia harus melewati masa yang panjang. Dan sejarah dakwah Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam bahkan para nabi dan rasul sebelum beliau adalah sebaik-baik contoh bagi kita semua.

Wallahua’lam bis Shawaab

(Sumber : Manhajul Anbiya’ fid Dakwah ilallah, Penulis Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan -Hafidzahullah- Link URL Ahlussunnah Jakarta)

0 comments:

Post a Comment