Kisah di Hari Minggu

Hari minggu memang enak untuk jalan-jalan, karena hari libur. Keliling mengitari kota yang sehari-hari macet memerlukan kesabaran, sudah macet sumpek lagi udara nggak nyaman banyak polusi dan bising. Tidak terasa setelah keliling kota dan cari keperluan sehari-hari ternyata hari sudah sore, seperti biasanya awan mulai mendung dan tiba-tiba hujan deras, maklum musim hujan sudah tiba, beberapa saat kemudian mobil didepan berhenti lagi, macet rupanya dan kelihatan air mulai mengalir di jalan, lama lama air makin tinggi dan mobilpun sama sekali tidak bisa jalan. Aku bergumam “AH BANJIR LAGI”Banjir adalah kejadian yang selalu berulang ketika musim hujan datang, mengapa selalu terjadi banjir ketika musim hujan, pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Banjir merupakan akibat dari kondisi tata air yang tidak normal dari suatu Daerah Aliran Sungai {DAS}.

DAS adalah suatu wilayah daratan yg dipisahkan dari wilayah lain di sekitarnya oleh pemisah alam topografi, seperti punggung bukit atau gunung, yg menerima air hujan, menampung, dan mengalirkannya melalui sungai utama ke laut/danau.

Pada DAS terjadi siklus hidrologi dimana air hujan yang masuk kedalam DAS akan mengalir kedaerah hilir melalui sungai utama yang pada akhirnya akan sampai kelaut, apabila kondisi ekosistem DAS dalam keadaan baik, maka siklus hidrologi tersebut akan berjalan normal sehingga didaerah hilir pada DAS tersebut apabila terjadi hujan kemungkinan tidak akan terjadi banjir.

DAS harus dikelola dengan baik agar siklus hidrologi tersebut berjalan normal, pada DAS bagian hulu yang biasanya topografinya bergunung dan berbukit harus dipertahankan sebagai daerah resapan air, sehingga daerah tersebut sejauh mungkin harus tertutup oleh vegetasi, karena sampai saat ini vegetasi masih dipercaya sebagai media yang baik dan murah untuk mempertahankan fungsi resapan tersebut.Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengendalikan hubungan timbal balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, dengan tujuan membina kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan (SK Menteri Pertanian No. 251/Kpts/Um/4/1979).

Menurut Sulistya, (2006). Banjir adalah luapan air sungai yang tingginya melebih muka air normal, sehingga melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai, mengalir dan melimpas muka tanah yg biasanya tidak dilewati aliran air, sedangkan banjir bandang (flash flood) terjadi pada aliran sungai yg kemiringan dasar sungainya curam. Aliran banjir yg tinggi dan sangat cepat, air limpasannya dapat membawa batu besar, pepohonan & lain-lain serta merusak atau menghanyutkan apa saja yg dilewati, namun cepat surut kembali.

Salah satu kegiatan untuk mengendalikan banjir adalah dengan upaya-upaya konservasi tanah terutama di daerah hulu DAS, kegiatan konservasi tanah secara garis besar dapat dibagi dua yaitu kegiatan konservasi tanah secara vegetatif dengan cara menanami lahan dengan pohon pohonan baik itu kayu–kayuan maupun buah–buahan, dan kegiatan konservasi tanah secara sivil teknis yaitu merubah kemiringan tanah dengan cara membuat terasering, dan kegiatan sivil teknis lainya seperti pembuatan sumur resapan, dam pengendali, dam penahan dll, upaya ini merupakan upaya teknis untuk memperlambat lajunya air ke sungai utama agar sebelum sampai ke sungai utama air tersebut dapat meresap dulu kedalam tanah, disamping itu juga untuk menahan sedimentasi agar tidak langsung lari ke sungai utama. Kegiatan kegiatan konservasi tanah tersebut, baik secara vegetatif maupun sivil teknis pada dasarnya adalah upaya untuk memperbesar resapan air kedalam tanah.

Daerah hulu DAS yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan untuk normalisasi siklus air tadi, pada umumnya kondisinya sudah banyak yang rusak, disebabkan oleh meningkatnya tekanan penduduk serta ketergantungan penduduk terhadap lahan terutama di pedesaan. Lahan diexploitir untuk berbagai keperluan terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari hari, sehingga aspek aspek konservasi tanah dengan cara vegetatif didalam pengelolaan lahan (diantaranya penanaman pohon), maupun dengan cara sivil teknis sudah tidak terpikirkan lagi. Sebagian besar para pengguna lahan di daerah hulu DAS (petani) masih menganggap bahwa investasi di bidang konservasi tanah cukup mahal (terutama sipil teknis) dan manfaatnya kadang-kadang tidak bisa langsung dirasakan, tetapi harus menunggu beberapa waktu untuk bisa merasakan manfaat dari upaya konservasi tersebut

0 comments:

Post a Comment